SATU HARI MENUJU 2025

Tak terasa hidup berkelanjutan, slow living dan fokus pada kesehatan tetap menjadi catatan yang meregenerasi semangat untuk saya pribadi.

Sudah bukan masanya untuk membuat resolusi, tapi menjadi manusia yang penuh kasih, lebih sabar dan melihat orang dari sudut pandang yang tak biasa menjadi pekerjaan rumah untuk meditasi.

Hidup yang sebenarnya tak sama dengan orang lain, menapaki perlahan untuk lebih baik dengan karya yang dibuat dalam suka cita membuat napas teratur, jantung berdetak dengan irama yang senada nurani.

Tahun 2024 telah dilewati dengan baik meski situasi negara mengalami masa politik, diluar itu banyak bencana disekeliling kami, namun campur tangan Tuhan selalu membuat kami bertumbuh, tahun ini juga keluarga kami diberi berbagai kemudahan berupa berkat kelancaran pendidikan serta pekerjaan.

Semoga harapan kami kedepan Indonesia menjadi lebih maju, karena bosen berkembang melulu. Kuatir rontok.






Bercerita sedikit tentang hidup secukupnya, stok makanan di rumah kami tak pernah berkelebihan. Kami masih berbelanja di mini market, tapi sudah lama sekali tidak ke hypermarket. Pilihan berbelanja kami online atau ke pasar, kami menggerakkan ekonomi kerakyatan. Dan masih  membawa wadah, box atau kantong dari rumah. Karena kami diet plastik.
Alasan lainnya adalah efisiensi dari jenis belanjaan maupun jarak tempuh, selain itu kami memanfaatkan bumbu dapur untuk memasak tanpa memerlukan bumbu tambahan yang diolah mesin.

Kami masih ke mall, tapi jarang kami berbelanja. Hidup secukupnya berarti yang ada dilemari untuk baju dan pakaian di maksimalkan, menormalisasi memakai baju itu itu saja. Lalu.... ke mall ngapain? Oh ke mall sarana untuk makan dan beli snack yang biasanya manis, seperti roti atau donat.

Lanjut ke persampahan alias limbah, beberapa jenis sampah kami olah menjadi kompos dan beberapa jenis lainnya seperti kaca, kaleng, bungkus makanan, kami pilah untuk dikirim ke bank sampah, meski setiap bank sampah mempunyai varian yang lain-lain untuk dapat mereka olah. Dan itu kami lakukan mandiri, memakai biaya sendiri. 
Mengapa kami lakukan, karena sampah menjadi tanggung jawab kami.

Kalau ada yang sama, yuk mari kita bercerita tentang hidup berkelanjutan di tahun 2025.



Komentar