Hidup Baru 2020


Selama lebih dari 12 bulan ini kita dipaksa untuk beradaptasi untuk hidup baru. Dimana ketika virus Covid 19 mulai masuk ke Indonesia melalui warga Depok yang saat itu kebetulan berjumpa dengan rekan-rekan ekspatriat dan semuanya menjadi berlari dengan cepat.




Kita dipaksa untuk bekerja dari rumah, anak-anakpun menjadi pintar dari rumah dengan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh, dan hingga 1 tahun lebih sehingga mengenal temannya pun tidak. Dan banyak hal lain yang membuat hidup baru buat semua orang. Dengan berbagai drama sekolahan, antara anak-anak, wali murid dan guru-gurunya. Kalau ga mengalami sepertinya ga seru!

Yang tadinya bersilaturahmi menjadi rutinitas saat ini menjadi hal yang sulit untuk dilakukan dan bahkan dihindari.

Hidup baru saat ini, masker menjadi tren yang akhirnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Yang sebelumnya kita suka malas berjemur namun saat ini setiap matahari ada langsung kita berada dibawahnya. Dahulu suka melupakan vitamin C sekarang suplemen vitamin C jadi keharusan.

Kalau dulu tidur ga pasti 7 jam, saat ini dibolak balik biar dapat istirahat minimal 7 jam, dan kalau dahulunya biasa refreshing ke mall, sekarang naik lift dan menggunakan eskalator jadi seakan lupa. Dan apalagi perubahan yang membuat hidupku hari ini menjadi simple. Rumah ke kantor ke rumah sudah paling jauh, lupa kemana-mana sampai lupa kalau sekarang sudah bulan Juni yang artinya 6 bulan dari 2021 sudah terlewati.

Saatnya orang tua terima raport, entah online atau masih ada juga yang drive thru dan ikutan bingung cari sekolah baru untuk yang pindah dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah atau berikutnya. Apa yang dibingungkan, ya metode apabila masih Pembelajaran Jarak Jauh, kalau sekolah tatap muka mungkin ga sesusah ini mikirnya.

Jauh di luar sana pandemi ini cukup menggerus roda perekonomian baik disadari maupun tidak disadari. Dan hidup baru yang kami sekeluarga jalani adalah lebih dari 50% kebutuhan dibeli online. Mengurangi pembelian untuk pakaian dan sejenisnya. Dengan alasan cuma pakai home wear melulu alias daster. Meski uangnya dialokasikan untuk pembelian vitamin. Kami juga mulai menanam sayuran yang mudah seperti daun singkong, daun katuk, dan cabe rawit di halaman. Antara punya waktu lebih sama memulai penghematan di berbagai sisi.

Bukan berarti uangnya jadi lebih banyak yang bisa di saving, karena alasan kuota internet dan memenuhi kebutuhan makan, jadi ini bisa jadi pengeluaran yang jadi meningkat. Ke restoran enggak tapi ngegofood tetap jalan.

Entah apapun namanya pandemi membuat hidup baru, semoga berubah kearah yang lebih baik. Cuma amin dan semoga kita selalu diberi kesehatan.


Komentar