WORK FROM HOME

Bekerja dari rumah, ah work from home atau WFH tiba-tiba jadi bahasa baru buat kami.

Ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia di awal Maret 2020, setelah ada dua pasien yang terpapar virus ini dari pertemuannya di acara Valentine pertengahan Februari tahun ini, serta merta Pemerintah membuat batasan-batasan.

Di minggu ketiga bulan Maret-pun kantor kami mengikuti aturan work from home, dengan jadwal berkegiatan perorang di kantor dari 0 hingga hanya 3 hari, di tambah bulan April dan Mei ini ada saja libur tanggalan merah, sehingga jelas WFH jadi aktivitas sehari-hari.

Buat saya, ini adalah challenge baru karena bekerja dari rumah dengan koneksi internet yang tidak stabil di tambah kendala-kendala lain yang pasti lebih banyak kendala domestik di rumah, karena anak juga belajar dari rumah. Semua membutuhkan kekuatan khusus. Membelah diri dengan tetap fokus pada kerjaan serta menghandle segala sesuatu yang receh tapi memakan tenaga yang cukup besar.

sumber gambar : pngtree



Curhat berikutnya adalah jam makan siang yang berubah, karena harus menyiapkan sendiri, sedangkan bila di kantor, ada kantin yang tinggal sendok kemudian jadi berkat ketika suapan-suapan itu menjadi kenyang ketika sudah meluncur dalam perut.

Memasuki 3 minggu WFH, kemudian Jakarta memasuki PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) jilid 1 dari tanggal 10 April hingga 24 April, hal ini untuk pencegahan menularnya Covid-19. Sehingga banyak industri yang harus melakukan pembatasan-pembatasan. Kami pun makin dianjurkan untuk tetap berdiam dirumah, mengikuti anjuran Presiden Joko Widodo, Ibadah dari rumah, bekerja dari rumah dan belajar dari rumah.

Jangan berpikir kami mengalami kemunduran, karena target produksi tumpuk menumpuk, ditambah supplier mulai menjalani aturan PSBB, di tambah pada masa PSBB ini tidak ada goride, yang ada hanya gocar dan semua moda transportasi yang dikelola oleh pemerintah mulai mengurangi jam operasional. Tambah mantaplah kita bekerja dengan segala keterbatasan, untuk tetap eksis.

Dan ketika saya menulis ini,  PSBB Jakarta jilid 2 sedang berlangsung, dari tanggal 24 April - 22 Mei atau selama 28 hari. Namun secara bertahap antrian kendaraan bukan menyusut namun mengular ketika saya mengakhiri aktivitas. Bukan tidak mungkin ini terjadi karena usia produktif 45 tahun ke bawah sudah boleh beraktivitas seperti biasa seperti kata Bapak Doni Monardo  ketua gugus tugas percepatan penanganan Covid-19. 

Cuma satu harapan saya bahwa kita semua dapat beradaptasi dengan pandemi ini, bisa selalu sehat, jaga kesehatan dan mengawasi asupan makanan yang bergizi, di tambah bisa mengikuti semua kebijakan dari Pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19, dan makin paham bahwa bekerja dari rumah banyak suka dukanya, ga jauh beda dengan bekerja di kantor yang menghabiskan waktu berjam-jam diperjalanan.

Selama bertahun-tahun bekerja, baru tau beginilah work from home, bekerja dari rumah. Dasteran dan tanpa gincu namun tetap produktif.

Komentar