Kaki Mungil Mencari Arah

Waktu tidur menjelang, si cantik merangkak remaja. Kaki mungilnya sudah memanjang. Sepatu imut dan lucu-lucunya mulai berganti warna. Perubahan sepertinya. Dari pink dan kuning menjadi hitam dan biru. Sepatu berwarna hitam merupakan "makhluk" yang paling banyak berjejer di rak sepatu bagiannya. Sepatu sekolah, sepatu olahraga sampai sepatu resmi. Untuk biru hanya ada sebuah model. Berwarna denim, yang memang disiapkan untuk rok atau celana jeans berwarna senada.

Menukik ke masa dimana sang kaki kecil itu mulai berlatih berjalan. Hiruk pikuk serta berkali-kali jatuh sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah untuk masa tumbuh kembang si cantik. Tak ada rasa nyeri ketika badannya terguling dilantai atau tanah yang dilapisi rumput hijau nan indah.

Si kecil adalah manusia yang baru dirumah kami pada 10 tahun yang lalu. Jadi sekitar 9 tahun yang lalu mulailah kami sebagai orang tua dari anak pertama yang sedang aktif mengenal dunia, melompat, bergeser, bergerak bahkan berlari disaat yang dapat dikatakan bersamaan, pastinya membuat kami harus cepat memikirkan alas kaki apa yang tepat digunakan? Harus berbahan lembut sehingga nyaman untuk kaki kecilnya, namun kuat untuk menahan seluruh aktivitas fisiknya yang serba tak terduga, dan yang pastinya menarik dengan bermacam warna maupun model, karena tak berkata bohong, anak adalah kebanggaan kita. Ditimang, dipeluk hingga difoto baik oleh kami, ayah bundanya maupun keluarga besar yang terkagum-kagum dengan kecepatan alam yang dapat memompanya tumbuh segera secepat itu hanya dalam hitungan bulan.

Saat itu kami memilih sepatu JD Kids yang berkualitas dengan bermacam model dan warna serta kompetitif secara harga. Semua menjadi pertimbangan karena kaki mungil itu sedang bertumbuh, sehingga tulang-tulangnya harus ditopang dengan sempurna, namun pertumbuhan ukuran kakinya yang cepat berkembang membuat kita harus cerdas dalam pemilihan sepatu



Langkah cepat dari kaki mungil itu yang mengajarkan dia mulai menapaki tempat-tempat baru selain rumah, pasar, mall atau rumah kakek dan nenek. Sebuah sore kami berjalan-jalan dari daerah Cikini, Menteng, Jakarta menuju ke Monas. Simbol Jakarta Raya yang pucuk atasnya bahkan dilapisi emas 24 karat sebagai simbol kejayaan dari Jakarta. Dengan taman hijau yang indah si cantik berlari untuk mengejer layangan yang sedang dimainkan oleh anak-anak kecil. Tak lama berselang menyusurilah tempat lain yang tak jauh untuk menonton ondel-ondel, tak memerlukan waktu yang lama berubahlah arah mata dan kakinya menuju permainan bola yang terbuat dari sabun cair. 



Tak ada rasa lelah memancar di bola matanya, tak juga ada keluh letih di bibirnya. Yang ada tawa-tawa yang bahagia sambil berlompatan mencari arah lain yang baru, yang baru untuk ukuran anak seusianya. Berkenalan dengan beberapa anak yang sedang bermain lompat tali, tertawa bersama dengan teman-teman barunya ketika melihat ada burung yang bertengger di dahan pepohonan, atau ada topeng monyet yang atraksi dan engkau dengan segala ekspresi antara kaget dan senang berjabat tangan dengan sang monyet. Semua terasa bergerak cepat, hingga malam menghampiri kita, jam berputar menggenapi kekuatannya hingga menyongsong matahari di hari esok.







Tumbuhlah kau anakku, dalam bahagia yang sebenar-benarnya. Kaki mungilmu selalu berjalan melangkah mencari arah.

Komentar