Ayo Gunakan Kata Positif Setiap Saat

"Selamat pagi Jakarta." Atau "Masih pagi sudah macet." Bisa dirasakan kalimat pertama akan membuat kita lebih nyaman meski jalanan sudah macet, pengendara tidak tertib lalu lintas pula. Kalimat yang kedua membuat mood pasti selangkah mundur lebih jelek. Masih pagi, macet banget, harusnya tadi berangkat lebih pagi, atau bahkan menyalahkan hari kemarin dengan alasan tidak lekas berbaring segera. Wah ini manjang-manjangin yang sebenarnya bukan masalah. Anak gaul langsung nyebut, move on man, besok ya besok, kemarin ya kemarin. Hari ini ya macet. Jalanin. Titik, jangan dikasih tambahan lagi.


Tujuh tahun lebih bergabung di team Customer Service sudah pasti training-nya tidak jauh dari positive thinking, ya kalau ga positive thinking, ngeliat orang yang minggu lalu complaint pasti langsung balik kanan kabur ke toilet dong. Kalau ga positif kita pasti mengajukan pertanyaan dengan kalimat yang lebih "lucu" lagi. Seperti, Bapak sih ga bisa pakainya! Ufff... Coba kalau kalimatnya kita ganti, Besok juga sudah lancar, namanya juga baru. wah orang tersebutkan di manusiakan yah, dengan kalimat yang kedua. 


Apalagi kalau punya anak yang masih kecil. Masih rajin bertanya semua hal. Lagi belajar untuk tau lingkungan. Pertanyaannya wuih mantap, banyak dan terkadang bingung. Mau dijawab jujur, nanti dibilang  terlalu vulgar, dibahas sedikit anak-anak biasanya belum puas dan yang pasti akan bertanya terus sampai kebutuhan ingin taunya terpenuhi. Jawaban pertama adalah harus positif. Takut mereka menjadi takut untuk mencoba dan takut untuk bertanya lagi. Seperti pertanyaan, apa kalau melahirkan itu sakit? Pertanyaan itu ternyata dari hasil mencuri dengar obrolan saya dengan seorang sahabat yang baru melahirkan. Hehe, namanya anak-anak ga boleh dimarahin, lagian me time masih aja bawa anak:D. Jawaban positif pertama, ya namanya juga mau dapat sesuatu berkah ya harus ada pengorbanannya dong, seperti sakit. Tapi selanjutnya hilang, karena lihat bayinya senyum-senyum (ini adalah pembohongan yang positif :P , karena ga ada bayi yang keluar langsung bisa senyum, ya kan bunda ) . Karena berdasarkan pengalaman saya ada seorang teman yang sangat takut untuk melahirkan karena image-nya sakit yang amat sangat. Pemikiran itu dapatnya ga jauh-jauh dari mamanya yang menceritakan dengan penuh dramatis, padahal inikan sudah kodrat perempuan sakit disaat melahirkan.

Kemudian bila ada hal pelarangan untuk anak-anak maka ada baiknya gunakan kata belum boleh, atau langsung bilang apa akibatnya, jadi anak akan mempertimbangkan sebelum mencobanya. Seperti bila mereka berlari terus-menerus, yang akan mengakibatkan pusing. Maka lebih manis bila kita menggunakan kata, kalau jatuh sakit ya. Bila mana hal ini terjadi, maksudnya terjadi si anak jatuh, si anak akan memilih langsung berdiri bukan menangis, karena sudah di nasehatkan terlebih dahulu oleh kita. Ego mereka langsung bekerja untuk menutupi perasaannya :D.


Meski hanya sekedar kata-kata, namun semua ini perlu kita asah sebagai bentuk komunikasi, agar kita hidup menjadi manusia yang bertenggang rasa, dan juga mindset kita selalu mau maju, positif dan melihat semua adalah peluang, bukan hambatan. Bila tidak dimulai dari kita ya siapa lagi? Kalau bukan hari ini ya kapan lagi :D. :D.



Komentar