Iklan, Kampanye, Perubahan

Di penghujung 2013 ini, baca koran, nonton televisi (liat berita) banyak yang menakjubkan untuk resolusi di awal 2014 bagi negara kita tercinta. Seperti ada polisi di daerah Nganjuk bunuh diri di pos penjagaannya sendiri ketika magrib menjelang. Berikutnya Direktur WIKA terjun di halte busway depan kantornya, yang masih diselidiki dengan motif bunuh dirinya. Mungkinkah bunuh diri atau dibunuh? Yang menarik dan patut di pertanyakan berubahnya hukuman dan denda (penyitaan) harta Angelina Sondakh. Yang bila mengikuti nurani sebagai perempuan yang seorang ibu terasa berlebihan, untuk hukuman seberat itu.

Apakah semua ini hanya rekayasa politik? Atau memang fakta hukum yang memang perlu kita pertahankan untuk menjadikan Indonesia yang bersih, bebas korupsi menyambut pemilihan umum yang di gadang-gadangkan LUBER (Langsung Umum Bebas dan Rahasia). Yang secara kasat mata pasti untuk dana kampanye menghabiskan rupiah yang tidak sedikit jumlahnya, untuk buat poster, reklame yang kadang-kadang sablonannya luntur (entah murah, atau murahan) dan yang paling hebat iklan di semua televisi swasta isinya ya cuma kampanye sampai kita lupa biskuit terbaru berbentuk apa (saking ga pernah muncul). Baik partai, ataupun kinerja pejabat notabene kementerian, jadi yang bayar ya rakyat. Untuk hal yang tidak rakyat nikmati.

Mungkinkah 2014 kita harus merayakan, atau malah diperpanjang doanya agar tidak terjadi perebutan kekuasaan antara partai ini dengan golongan itu? Ataukah sebagai rakyat yang memang cuma bisa menerima kita nikmati saja hak pilih kita, bukan untuk mencari kebenaran, namun kita cari beras eh bukan yang terbaru susu anak, dari para calon pemimpin kita. Mungkinkah kejujuran masih berlaku didiri kita?


Komentar

  1. Haloo mba Karin ini Dian Anthie, senang bisa berkunjung ke blognya mba Karin :)

    BalasHapus
  2. Hai mba Dian :) saya yang senang bisa ngintip blognya mba Dian

    BalasHapus

Posting Komentar