Narsis Ala Papa

Ini cerita lama, mungkin satu dasawarsa pun sudah terlewatkan. Tapi yang namanya tak terlupakan memang jadi kenangan, untung kenangan manis bukan yang bikin nangis. Ini sebuah kisah yang sangat spesial diakhir masa kuliah. Bukan sekedar lulus, apalagi lulus-lulusan, ya ini suatu hari diakhir masa jadi anak kuliahan. 


Hari itu adalah sebuah waktu dimana saya dijadwalkan untuk sidang kelulusan. Ini adalah sebuah moment untuk sampai ke kampus dengan cuaca yang tidak bersahabat, hujan dipagi hari. Pastinya dari jaman dahulu macet jadi memperparah hari yang hujan. Semua jadi serba repot, khususnya saya. Mama sih setenang harinya. Dari yang belum yakin slide udah lengkap, karena kesiangan, hawanya masih enak dibawah selimut, bobo. Dan sebagai mahasiswi pada umumnya, istilah Sistem Kebut Semalam juga nempel dijidat jenong ini, hihi.


Eh... ada suatu keajaiban, biasanya papa yang jarang dirumah, pagi ini datang, katanya mau ada keperluan dikantor pusat, yang memang ku tau searah kampusku. Semua menjadi lebih mudah. Sekalian bisa bobo dimobil begitu saja pokok dari masalah finish ^-^


Dan sebagai orang yang selalu siap perang, tak ada dalam kamus barang yang tertinggal seperti sepatu pantofel, jas almamater (ini cuma dipakai 3x selama kuliah, ospek tingkat 2, ospek tingkat 3 dan untuk sidang, hebatnya ada dilemari, padahal masuk kategori barang tak terpakai). Segala macam tumpukan kertas semua rapi tak tertinggal suatu apapun. Dan bobolah saya dengan nyaman sepanjang perjalanan yang macet.


Sampai kampus, sudah ada beberapa yang masuk ruang untuk operasi, sidang gitu. Entah operasi apa jantung atau potong usus-usus dan yang lebih memilukan ada yang nangis ketika keluar ruangan itu. Beruntung saya tak menunggu lama, masuk, dan ga paham kenapa yang barusan keluar menangis. (Pada bagian ini saya beruntung di karuniakan oleh Tuhan kemampuan untuk menganalisa lebih lama dari orang kebanyakan).


Eng ing eng... saya masuk ruang operasi, mungkin sekitar 45 menit dengan 4 atau 5 orang dosen berbagai kemampuan, jurusan dan keahlian masing-masing. Entah apa pula yang mereka pertanyakan, yang pasti saya bisa keluar dengan semangat dan pakai loncat-loncatan. Hal ini karena saya bisa langsung cabut ke Depok Mall, edisi sarapan plus maka siang. Kan tadi pagi ga dapet sarapan dari mama. Segala cacing, gendang dan apapun yang ada di perut mengamuk, dengan kadar sedang, belum intensitas tinggi, dari lapar menuju kematian. *Drama banget nih si karin.


Dengan selamat sentosa dan dengan tempo yang sesingkat-singkatnya tibalah saya dengan taksi di pelataran Mall. Mau makan, makan KFC, pakai ayam 2. Dan diakhir istilah sesudah makan, saya numpang tidur, kok KFC jadi kaya kos an dimataku? Saya sabar di sana sambil menunggu sore menjelang, menunggu pengumuman lulus dihari yang sama dipukul 4 sore.


Semua berjalan normal, saya lulus dengan nilai yang biasa-biasa saja. Yang penting lulus, malu lah sama kucing, kalo ga lulus, hihi...


Agenda berikutnya nungguin papa jemput dikampus dan puji Tuhan, setelah berjam-jam nunggu ternyata papa minta saya ke kantor beliau. Bukan cuma kesel, kan tadi aku dah makan banyak, naik taksi PP, trus ketempat papa naik apa dong? Itu aja isi percakapan aku dengan si papa. Bersyukur banget punya papa yang super busa eh, super pengertian, cuma bilang naik taksi, nanti  papa yang bayar. Dan lebih senang lagi, aku yang ga tau kantor papa, ga nyasar karena pengemudi taksinya tau persis kantor papa. 

Jarang ya, hidup kok mudah bingit, semua tenang, aman terkendalu. Hahaha...


Lah ternyata, papa bukan belum selesai sama tugasnya, namun si papa cuma pamerin ke orang-orang kantornya, bahwa anak pertamanya yang lagi ulang tahun ke-20 udah lulus dengan nilai B. Bingung kan, apa coba gunanya yang begitu di share. Tapi semenjak ada facebook, aku jadi paham, kadang kita pengen narsis entah keberhasilan kita, anak, keluarga atau sekedar makanann yang akan segera dimakan. Pernah dong, sahabat-sahabatku, ketika mau makan, trus si makanannya di foto dulu, padahal ketika dimakan belum tentu enak ya ga? Ini sama juga dengan s papa, pamerin anaknya, kalau aku dah lulus, padahal beliau lupa, ada satu pengangguran lagi di hari besok, yaitu Karin.


Hehehe...

#TantanganMenulis


Komentar